Gelombang kehidupan bisa menerpa siapa saja. Kapan gelombang itu datang, orang juga tidak tahu. Bisa saja gelombang kehidupan itu datang ketika orang sedang menikmati sukses kehidupannya. Tetapi bisa saja gelombang kehidupan itu menerpa orang yang sedang memulai usaha-usahanya. Dalam kondisi apa pun semestinya orang siap untuk menghadapi gelombang kehidupan itu.

Nabi Elia sebagaimana dikisahkan dalam 1Raja-Raja19:1-13 mengalami gelombang hidup yang dahsyat yang hampir saja membuatnya putus harapan dan putus iman. Nabi Elia seorang pejuang, nabi politik yang dengan berani menetang Ahab, raja yang menyebarkan kekafiran di Israel. Ia mengadakan konfrontasi langsung dengan raja Ahab, mengecamnya habis-habisan bahkan rela mempertaruhkan nyawanya. Sebagai akibatnya ia sangat dibenci oleh raja Ahab dan semua elit kekuasaan Israel, kalangan istana, para nabi dewa Baal dan Asyera. Meskipun Elia berhasil melenyapkan seluruh nabi dewa Baal dan Asyera, namun ia tak luput dari ancaman kematian karena Izebel, isteri Ahab. Elia merasa terancam, putus asa, karena perjuangannya seolah gagal total.Maka ia melarikan diri dari Israel dan dari Tuhan dan mengarungi gelombang pasir di gurun, lalu bersembunyi di dalam sebuah gua di gunung Horeb.Untunglah Allah tak membiarkan Elia mengubur dirinya dalam gua gelap keputusasaan dan Ia mengulurkan tanganNya dengan menyuruh Elia keluar, bahkan memberikannya makan dan minum. Allah meneguhkan dan mengutusnya untuk kembali ke dunia nyata, ke tengah umat Israel untuk mengurapi raja baru yang telah dipilih Tuhan.

Perus juga sempat mengalami “gelombang laut” yang kencang dan hampir tenggelam di danau Genesaret. Dengan semangat menyala-nyala Petrus ingin menyambut Tuhan yang “berjalandi atas air.Simbol kekuasaan Tuhan mengalahkan kekuatan yang menghancurkan(ingat air bah dan laut merah yang mematikan banyak orang). Semangat Petrus untuk meniru gurunya begitu kuat, tapi ia sendiri hampir digulung oleh gelombang kekuatan si jahat. Untunglah di saat kritis ia masih sempat berteriak:”Tuhan tolonglah aku.(Mat.14:30), dan Yesus segera memberikan pertolongan.

Sudah dari kodratnya kita manusia harus mengalami gelombang kehidupan. Tak seorangpun yang bebas dari perjuangan berat untuk mencapai kebahagiaan dan menegakkan kebenaran. Kita sering mengalami bagaimana orang benar mengalami begitu banyak penderitaan sementara orang jahat menonjol dalan persaingan kehidupan.Kekalahan orang benar sering membuahkan keputusasaan yang hebat.Kita mengalami tidak semua orang memiliki iman yang kokoh sehingga bisa tegas dalam gelombang kehidupan dan mempertahankan kebenaran. Ada banyak orang tidak tahan dan berlari seperti Elia. Ada yang sempat minta tolong pada Tuhan seperti Petrus,tapi ada juga yang menjadi apatis oleh terpaan gelombang penderitaan,rohnya kering kerontang. Ia hilang ditelan kepahitan dunia dan tak sanggup lagi mengangkat tangan untuk meraih tangan Tuhan yang sebenarnya sudah terulur membantu.

Sesungguhnya gelombang hidup itu, penderitaan dan kesusahan yang kita alami hanyalah sebuah godaan, hanya pernik kehidupan yang harus ada namun hanyalah sebuah pelengkap.Tak seharusnya mata tidak fokus pada realitas negatif hidup kita tapi sebaiknya terarah pada Kristus yang adalah sumber kebahagian dan keselamatan kita. Yang sering kita alami adalah kesadaran akan penderitaan begitu besar, sementara kesadaran akan rahmat, dan keterikatan pada Kristus begitu tipis dan lemah. Padahal apabila kita lebih terfokus pada Kristus yang senantiasa mengulurkan tanganNya untuk menolong kita maka kita aman dari gelombang hidup yang dapat menghayutkan kita.***